Bitcoin

If you want to donate some bitcoin, I really appreciate.

1PQxB3sTzRx39RbtpYLLY8AR1fRQRyj2sk

Tuesday, January 10, 2017

Mengapa Bus di Indonesia Menggunakan Klakson Telolet?

Mengapa Bus di Indonesia Menggunakan Klakson Telolet?
Indonesia telah membuat sensasi dunia dengan 'Om Telolet Om', sebuah frasa yang berasal dari bunyi klakson bus. #OmTeloletOm menjadi trending dunia setelah para netizen membanjiri komen dengan hashtag tersebut di posting para selebriti.

Hal ini menjadi semakin viral setelah banyak dJ ternama yang ikut-ikutan posting tentang Om Telolet Om di media sosial yang kemudian diikuti oleh dJ dan public figur lainnya.

Kata 'Telolet' sendiri adalah sebuah onomatopoeia, yakni sebuah kata yang dibentuk dari hasil peniruan bunyi dan telolet merupakan tiruan dari bunyi klakson bus antarkota.

Kata ini pertama kali digunakan oleh anak-anak kecil di Indonesia yang berburu klakson bus dengan berdiri di pinggir jalan. Ketika mereka mendapati bus besar akan melintas, mereka bersorak 'Om Telolet Om', meminta sang supir bus untuk membunyikan klaksonnya. Kata ini lantas diikuti oleh orang dewasa yang akhirnya juga ikut-ikutan melakukan hal serupa di pinggir jalan.

Ada dua jenis klakson bus berdasarkan sumber suaranya: klakson udara dan klakson elektrik.

Klakson udara diciptakan dari suara dengan tekanan udara. Udara yang ditekan dikumpulkan di dalam tabung, lantas akan menghasilkan bunyi ketika dikeluarkan melalui tabung. Sementara itu, klakson elektrik menghasilkan bunyi telolet melalui vibrasi elektromagnet yang menggunakan daya elektrik.


Komponen penting yang mempengaruhi bunyi telolet adalah pipa atau tabungnya.

Untuk menghasilkan melodi, sistem klakson telolet membutuhkan tiga pipa, masing-masing menghasilkan bunyi dengan nada berbeda.

Beberapa bus juga menggunakan klakson dengan lebih dari tiga pipa, artinya ini bisa menghasilkan variasi nada ketika membunyikan klakson telolet.

Pipa-pipa ini menjadi komponen yang wajib terpasang untuk menghasilkan suara telolet.  Aransemen dari pipa-pipa ini sangat penting karena tidak hanya dapat menghasilkan bunyi telolet, beberapa sistem juga bisa menghasilkan bunyi monoponik yang mengikuti irama lagu-lagu pop Indonesia seperti Jablay oleh Titi Kamal. Sistem klakson telolet yang bagus juga mampu menghasilkan bunyi-bunyi lagu anak Indonesia seperti Anak Gembala dan Abang Tukang Bakso.

Mengapa bus menggunakan bunyi telolet?

Klakson telolet sejatinya digunakan para supir bus untuk saling berkomunikasi.

Bagi bus-bus besar, suara ini dapat menjadi sinyal peringatan, misalnya ketika mereka akan menyalip kendaraan lain atau memberi jalan untuk kendaraan di belakangnya.

Selain itu, klakson telolet juga menjadi identitas bagi kendaraan besar untuk menunjukkan keberadaannya di jalan. Hal ini pun menunjukkan bahwa semakin besar kendaraan, maka semakin keras pula buni telolet yang dihasilkan.

Klakson telolet biasanya digunakan oleh bus antar kota/ antar provinsi atau biasa disebut AKAP. Meski klakson tersebut memang bukan klakson standar yang ada pada bus, namun bus-bus AKAP di Indonesia menggunakan klakson telolet sebagai fitur identitas bus mereka.

Selain itu, telolet menurut Zaenal Arifin dari Bismania Community sudah mulai terdengar satu dekade lalu. Klakson itu tidak spesifik dimiliki oleh jenis bus tertentu, melainkan hasil modifikasi yang dilakukan perusahan otobus (PO).
"Awalnya tiga corong, kemudian ada yang empat corong (lubang suara angin), bahkan ada yang enam lubang yang kemudian bunyinya dimodifikasi sesuai kreativitas," katanya. "Konsepnya seperti nada dering monophonic ponsel, lagu-lagunya ondel-ondel, lagunya 'Jablay' Titi Kamal."

Dia mengklaim bahwa kebiasaan meminta klakson itu dimulai dari kebiasaan para penggemar bus yang sering memotret bus. "Sebagai balasan, supir bis biasanya kasih dim atau kasih klakson."


Sumber : globalindonesianvoices.com | bbc.com | Sumber

No comments:

Post a Comment